Friday, January 31, 2014

PENGGABUNGAN AIRPORT TAX DAN HARGA TIKET CITILINK

Mulai 1 Februari 2014, airport tax untuk maskapai penerbangan Citilink sudah dimasukkan ke dalam harga tiket jadi penumpang maskapai penerbangan Citilink tak perlu lagi antre untuk membayar Passenger Service Charge (PSC) atau Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau yang biasa disebut juga dengan airport tax. PSC on ticket ini berlaku untuk seluruh penerbangan Citilink .
“Kami selalu memberikan layanan yang lebih kepada penumpang Citilink, pembayaran PJP2U sudah termasuk di pembelian tiket Citilink dengan penerapan tersebut penumpang Citilink tidak perlu capek-capek lagi mengantre di konter PJP2U,” ucap District Sales Manager Citilink Ariwibowo Setio Yuliawan kepada Tribun Jateng, Rabu (29/1/2014).
Ari mengatakan, harga tiket untuk setiap penumpang tidak akan berubah, hanya ditambah dengan nilai airport tax yang biasa dibayarkan di bandara, sehingga pembayaran yang sebelumnya dipisah akan disatukan. Untuk bandara-bandara besar seperti Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Juanda, Bandara Ngurah Rai, dan Bandara Sepinggan, airport tax senilai Rp 40.000, sedangkan di Semarang hanya Rp 30.000. “Harga tiket tergantung subclass hanya ditambah airport tax,” paparnya.
Station Manager Citilink Semarang, Bambang Irawan, menambahkan tujuan digabungkannya pembayaran airport tax dan tiket pesawat untuk menyederhanakan pembayaran dan mengurangi panjangnya antrean saat pembayaran airport. Dengan begitu, penumpang diuntungkan dan tidak perlu lagi antre membayar airport tax di bandara.
“Layanan ini memberikan banyak keuntungan bagi penumpang Citilink dan juga petugas, penumpang bisa langsung masuk dan menunggu di area tunggu kedatangan di dalam bandara tanpa harus mengantre dulu di konter PJP2U,” paparnya.
Sebelumnya, maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia, yang sekaligus merupakan induk Citilink Indonesia, telah menyatukan airport tax dengan harga tiket untuk memberikan kenyamanan lebih kepada penumpang karena penumpang tidak perlu membuang-buang waktu untuk antre membayar airport tax dan memanfaatkan waktu luangnya untuk berbelanja di berbagai gerai di bandara maupun menunggu di lounge.

PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL BARU DI BULELENG BALI

Rencana pembangunan bandara internasional baru di Buleleng Bali terus bergulir. Dalam diskusi yang bertema "Pembangunan Buleleng", yang digelar di rumah dinas Bupati Buleleng, (Jumat 31/1/2014) dan dihadiri warga Buleleng dari berbagai kalangan dan komunitas, Bupati Buleleng Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng, Kepala Bappeda, hingga masyarakat dari luar Kabupaten Buleleng, Ahli infrastruktur asal Bali, Anak Agung Putu Ngurah Wirawan menyatakan, untuk rencana pembangunan bandara baru di Buleleng, Bali bisa mengikuti pola pembangunan bandara internasional di propinsi Jawa Barat yang saat ini sudah memasuki tahap kontruksi.
Pembangunan bandara internasional baru di daerah Kertajati Jawa Barat, kata Ngurah, dilakukan oleh BUMD Jawa Barat bekerjasama dengan pihak PT Angkasa Pura.
"Meski bekerjasama, namun  BUMD Jawa Barat memiliki saham yang lebih besar dibanding PT Angkasa Pura, jadi BUMD Jabar nantinya punya kontrol atau kendali terhadap bandara baru di Jabar, karena memang punya saham mayoritas di sana," jelas pria yang sudah 25 tehun bekerja di bidang infrastruktur berat seperti jalan tol dan bandara baik di dalam maupun luar negeri ini.
Pembangunan bandara internasional di Jabar, kata Ngurah, sudah mulai bergulir sejak tahun 2011. Untuk mewujudkan bandara baru di Jawa Barat, BUMD Jabar dipompa dengan modal baik dalam bentuk tunai maupun tanah.
Untuk rencana pembanguan bandara baru di Buleleng Bali, baik Pemerintah Propinsi Bali maupun Pemerintah Kabupaten Buleleng bisa mengikuti langkah-langkah yang ditempuh Pemda Jawa Barat, dimana BUMD Pemda Jabar yang memprakarsai sekaligus memimpin pembangunan bandara.
"Untuk mewujudkan hal ini, terlebih dahulu harus dibentuk BUMD Pemprov Bali maupun BUMD Pemkab Buleleng, untuk membangun bandara dan nantinya ikut serta mengoperasikan bandara, itu aturan hukumnya ada, acuan undang-undangnya kini juga sudah ada,"ujar pria yang juga menjadi calon DPD RI 2014-2019 Provinsi Bali.
Kenapa bandara baru di Buleleng penting diprakarsai oleh BUMD Bali?
Ini, sebut Ngurah, karena Bali punya pengalaman buruk dengan Bandara Ngurah Rai Bali. Karena Bali tidak punya saham di Ngurah Rai, maka Pemprov Bali tidak punya kendali atas Bandara. Dampaknya banyak pedagang asal Bali yang sebelumnya berjualan di areal bandara, setelah renovasi bandara kemudian tersingkir dari Ngurah Rai karena Pemprov Bali memang tidak punya saham di Bandara Ngurah Rai.
"Pedagang tersingkir dari Bandara Ngurah Rai karena susah berargumen, karena bandara Ngurah Rai itu milik PT (Angkasa Pura). Oleh sebab itu, sebagai seorang ahli infrastruktur, menurut saya Pemda Bali harus punya investasi di bidang infrasrtuktur. Untuk Bandara baru di Buleleng, kalau Pemda juga tidak punya saham, maka masyarakat Buleleng dan Bali nanti juga hanya akan jadi penonton saja."
Ke depan, kata Ngurah, Pemkab Buleleng punya kesempatan untuk menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri dalam hal investasi, infrastruktur besar, dalam otoritas hingga konsesi.
"Pemda Buleleng nanti bisa punya itu semua, ini bisa bernilai ekonomis,"imbuhnya.
Salah seorang warga yang hadir dalam diskusi, Putra Astaman menyatakan, transportasi udara sangat penting bagi kemajuan Buleleng. Gagasan bandara baru di Bali utara akan membuat Buleleng unggul, sehingga akan menjadi lokomotif Pembangunan daerah Buleleng dan sekitarnya.
"Pembangunan bandara baru d Buleleng ini harus menjadi fokus perjuangan pembangunan Buleleng saat ini. Yang lainnya nanti mengikuti. Bandara akan menjadi lokomotif pembangunan Buleleng dan wilayah di sekitarnya".
Sementara Bupati Buleleng Agus Suradnyana menyatakan, untuk pembangunan bandara baru di Buleleng, pihaknya sudah pernah dijanjikan oleh Menteri Perhubungan jika bandara Buleleng sudah akan dimulai tahun ini.
"Dulu sudah dijanjikan Menteri, kalau bisa 2014 sudah ground breaking, semoga bisa didorong terus. Kini sudah mulai ada persamaan persepsi dengan Pemerintah Propinsi Bali, jika bandara baru Buleleng nanti akan dibangun di timur (Kubutambahan).
Agus Suradnyana menambahkan, banyak investor yang ingin membangun bandara baru di Buleleng, seperti investor dari India. Namun semuanya tidak bisa direalisasikan hingga saat ini.
 
Pembangunan bandara baru di Buleleng, kata Agus, hanya bisa dilakukan dengan dua konsep, yakni dibangun oleh BUMD Pemprov Bali dan Pemkab Buleleng atau dibangun oleh pihak PT Angkasa Pura.

"Jika menunggu dibangun oleh PT Angkasa Pura, dengan berbagai pertimbungan keuangan dan perhitungan teknis, bandara baru di Buleleng baru mungkin akan mulai dibangun PT Angkasa Pura 4 hingga 5 tahun lagi. Jadi BUMD Bali bisa lebih cepat untuk itu (pembangunan bandara baru), apalagi nantinya pihak desa adat di sekitar bandara baru juga dibagi sahamnya karena ikut membantu penyediaan lahan," ujarnya.

Friday, January 24, 2014

Tertangkap Bawa Sabu di Bandara Internasional Ngurah Rai


Petugas Bea Cukai Bandara Ngurah Rai Bali mengamankan seorang warga negara Prancis bernama Francois Jacques Giuily beberapa saat setelah mendarat. Francois Jacques Giuily diamankan petugas Bea Cukai Bandara Internasional Ngurah Rai Bali karena berusaha menyelundupkan 3 kilogram narkotik jenis sabu. Diperkirakan, narkotik jenis sabu senilai Rp 6 miliar tersebut akan dipasarkan di sejumlah tempat wisata di Bali.
Petugas menemukan dua paket berisi 3 kilogram narkotik jenis sabu di dalam koper tersangka. Untuk mengelabui petugas, barang haram itu disembunyikan di dinding bagian dalam koper berwarna merah.

Kepala Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai Bandara Internasional Ngurah Rai Made Wijaya mengatakan tersangka sudah menjadi target sejak perjalanan menuju Bali. Sistem penanganan narkotik milik Bandara Ngurah Rai mampu menganalisis kecurigaan petugas, apalagi setelah melihat dokumen tersangka yang berganti-ganti tempat transit.

Tersangka mengatakan mendapat pasokan sabu dari Senegal, Afrika, kemudian diselundupkan melalui India lalu ke Abu Dhabi, Kuala Lumpur, dan Bali. Di Bali sabu ini akan diberikan pada penadah untuk dipasarkan di sejumlah tempat wisata. Untuk kepentingan penyidikan, tersangka dilimpahkan ke Polda Bali guna menjalani proses hukum. Atas perbuatannya, tersangka terancam hukuman seumur hidup.

Bandara Internasional Lombok sulit bersaing dengan Bandara Ngurah Rai Bali-

                                             

PT. Angkasa Pura I mengaku kesulitan mengembangkan Bandar Udara (Bandara) Internasional Lombok (BIL), Nusa Tenggara Barat. Meski sudah beroperasi sejak tahun 2011, BIL yang dibangun untuk menggantikan Bandara Selaparang ini belum mampu bersaing dengan Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
Angkasa Pura I juga mengaku kesulitan mengembangkan bisnis Bandara di kawasan Indonesia Timur. Perusahaan selama ini mengelola setidaknya 13 Bandara di kawasan tersebut.
Selama ini, Angkasa Pura I mengaku sudah melakukan berbagai upaya marketing untuk meningkatkan bisnis BIL. Sehingga sekarang Bandara di Lombok ini sudah mampu menarik sejumlah maskapai yang menghasilkan 4 rute penerbangan setiap minggunya.
Meskipun Lombok terkenal dengan sejumlah destinasi wisatanya, namun, para wisatawan lebih memilih masuk ke kota tersebut melalui Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Bandara Lombok hingga kini masih menjadi salah satu Bandara yang merugi dari enam Bandara yang dikelola Angkasa Pura I.
"Enam bandara yang masih merugi saat ini seperti Biak, Lombok, Kupang, Solo, Ambon, dan Manado mungkin," jelas Tommy.
Bandara-bandara tersebut merugi lebih disebabkan karena minimnya trafik dan sarana pendukung bandara seperti transportasi. 

Friday, January 10, 2014

PERTEMUAN PLN BALI dan PT. ANGKASA PURA 1



Pada Minggu (5 Januari 2014) di Bandara Ngurah Rai, PLN Bali dan PT Angkasa Pura I akan mengadakan pertemuan untuk membangun solusi teknis terhadap gangguan baik dari pasokan PLN maupun yang terjadi akibat kerusakan instalasi internal bandara, untuk menghindari terulangnya pemadaman PLN di Bandara Ngurah Rai. 
"Kami mencoba untuk mengetahui sejauh mana sistem pengamanan kelistrikan yang ada di Bandara Ngurah Rai, untuk kemudian dievaluasi bersama," kata Manajer Distribusi PLN Bali, Putu Riasa di Denpasar. Riasa yang didampingi sejumlah pejabat PLN lainnya menegaskan bahwa koordinasi merupakan bagian dari pelayanan PLN untuk membantu menciptakan keandalan distribusi di setiap pelanggan. 
Baik PLN maupun PT Angkasa Pura I sepakat untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi agar pelayanan publik tidak terganggu. AM Mechanical Engineer PT Angkasa Pura I, Kusnan menyambut baik ajakan PLN untuk sharing dalam melakukan setting relay untuk mencapai tingkat sinkron antara pasokan PLN dengan captive power yang dimiliki pihak Bandara Ngurah Rai. "Evaluasi bersama dengan PLN untuk pemanfaatan teknis yang lebih maksimal dan mangantisipasi masalah serupa di masa mendatang," jelas Kusnan.
Bandara Ngurah Rai Bali sempat mengalami pemadaman listrik yang terjadi Minggu (5/1) pagi pukul 08.20 yang berdampak terganggunya pelayanan di terminal keberangkatan Bandara Ngurah Rai. Padamnya listrik dibandara internasional itu diakibatkan salah satu MCB pada panel instalasi Bandara terbakar. 

PADAMNYA LISTRIK DI BANDARA INTERNASIONAL NGURAH RAI



Beberapa jadwal penerbangan terganggu, karena listrik di Bandara Ngurah Rai, Bali mengalami gangguan. Meski padamnya listrik telah diatasi dengan genset sebagai langkah emergency otomatis bandara, tetapi tetap saja mengganggu jadwal penerbangan di bandara bertaraf internasional tersebut.

Listrik padam pada pukul 08.20 Wita. Saat listrik PLN padam, genset langsung dinyalakan dan listrik kembali normal. Namun, panel listrik bandara mengalami kerusakan. Akibatnya penggunaan genset dilakukan terus.  Dan saat listrik PLN kembali normal, MCB bandara rusak.

Dampaknya beberapa terminal keberangkatan mengalami gangguan. Listrik baru kembali normal pada pukul 10.00 Wita.
Diperkirakan ada 11 penerbangan yang delay namun belum diketahui apakah delay tersebut diakibatkan oleh matinya listrik PLN atau bukan.